Selasa, 30 April 2013

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI


1.    Definisi
Pengambilan keputusan organisasi menurut Gibson, dkk, (1997: 103) menjelaskan pengambilan keputusan sebagai proses pemikiran dan pertimbangan yang mendalam yang dihasilkan dalam sebuah keputusan. Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses dinamis yang dipengaruhi oleh banyak kekuatan termasuk lingkungan organisasi dan pengetahuan, kecakapan dan motivasi
Tetapi menurut sudut pandang
Salusu (1996:47) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.
 Dan menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
Dari beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif untuk pemecahan masalah



2.    Jenis-jenis pengambilan keputusan

Secara umum jenis pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam dua
bentuk, yakni keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram (Siagian,
1987:25-26; Salusu, 1996:63).
a) Keputusan terprogram
Keputusan terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram biasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.

b) Keputusan tidak terprogram Keputusan tidak terprogram muncul sebagai akibat dari suatu situasi di mana ada suatu kemendesakan untuk segera mengambil tindakan dan memecahkan masalah yang timbul. Biasanya keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar mengenali bentuk, hakekat dan dampaknya

3.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pengambilan keputusan. Secara garis besar, ada dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu
  • faktor dari dalam  Menurut Noorderhaven (1995: 46), faktor-faktor dari dalam diri individu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain adalah kematangan emosi, kepribadian, intuisi, umur. Sedangkan Cervone dkk (1991: 17) dalam penelitiannya menemukan bahwa suasana hati yang positif dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengambilan keputusan. 
  • faktor dari luar diri individu.

Menurut Millet (dalam Hasan, 2002: 16), faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
o   Pria dan wanita 
o    Peranan pengambil keputusan
o   Keterbatasan kemampuan
Perlu didasari adanya kemampuan yang terbatas dalam pengambilan keputusan yang dapat bersifat institusional ataupun bersifast pribadi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Baradell & Klein (1993: 63) menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa hidup yang tidak menyenangkan berhubungan dengan rendahnya kualitas pengambilan keputusan
Jadi Pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang sangat menentukan dalam suatu organisasi. Pengambilan keputusan merupakan esensi/inti dari kepemimpinan. Seorang pemimpin disebut pemimpin apabila dapat dan mampu mengambil keputusan. Dalam kepemimpinan dikenal gaya-gaya kepemimpinan. Salah satu di antaranya adalah kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan partisipatif mengandaikan adanya kondisi pemimpin memberikan ruang yang luas pada keterlibatan yang utuh dan mendalam dari seluruh pimpinan dan anggota organisasi untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Komang ; Mujiati, Ni Wayan; Ayu Sriathi, Anak Agung, 2009, Edisi kedua – Prilaku Organisasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Arifin,Anwar. 1994. Strategi Komunikasi. Bandung : Amico
Efendy ,uchjana onong. 2003.ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung : Rosda Karya

Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1991 Organisasi,Perilaku, Struktur dan Proses, Jilid II
edisi kelima, University Of Kentucky dan University of Houston (penerjemah: Savitri Soekrisno & Agus Dharma) Jakarta: Erlangga

Hasan, I., 2002, Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Jakarta: Ghalia
Indonesia.

KHOMSAHRIAL ROMLI. M.SI. , 2011 ,Komunikasi Organisasi Lengkap , Grasindo:Jakarta

Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran

Salusu, J., 1996, Pengambilan Keputusan Stratejik, Untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Nonprofit, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Siagian, S.P., 1993, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Jakarta: CV Haji
Masagung.

Wiryanto,Dr. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
.


KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


1.    definisi
Beberapa definisi komunikasi  menurut para ahli:
     Komunikasi adalah : pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tinggah laku menurut  Muhammad dalam Onong Uchjana Effendy (2002 : 4)
dengan kata lain penulis menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan baik secara langsung (verbal) maupun tidak langsung (non verbal).sedangkan  
     Komunikasi menurut Gode dalam Arifin (2002 : 26) merupakan suatu proses yang membuat adanya kebersamaan dua arah atau lebih orang yang semula di monopoli oleh satu atau beberapa orang maksud dari penulis menyimpul kan komunika yang baik dan efektif adalah komunikasi yang mampu menciptakan kebersamaan bagi orang-orang yang terlibat.
Komunikasi organisasi itu sendiri merupakan pengiriman dan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal ataupun nonformal dari suatu organisasi ( wiryanto,2005)

      Dalam buku komunikasi organisasi lengkap oleh Prof. Dr. Khomsahrial Romlia stable system of individuals who together to achieve,through a hierarchy of ranks and division of labour common goals” ( Suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas ).


2.    Jenis proses komunikasi dalam organisasi

Proses komunikasi dalam organisasi Menurut Nimran (1999) mengatakan bahwa ada bermacam-macam paradigma atau cara pandang yang dapat dipakai untuk membedakan berbagai bentuk/jenis komunikasi.

Ø  KOMUNIKASI INTERNAL
Adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen].

o   Dua dimensi komunikasi internal :

Ø  KOMUNIKASI VERTIKAL : Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic communication]

                ” Downward Communication “menurut davis kemonukasi ke bawah dalam organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah

“Upward communication ”dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan


Ø  KOMUNIKASI HORISONTAL
komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja ! employee relation dan sering timbul rumours, grapevine, gossip.

Ø  KOMUNIKASI DIAGONAL [CROSS COMMUNICATION]
Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain

 


Ø  KOMUNIKASI EKSTERNAL
     Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak audience di luar organisasi atau pengertian lain komunikasi eksternal komunikasi yang berlangsung atar organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut.komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
1.      Eksposisi,pameran,promosi
2.      Konperensi pers
3.      Siaran televisi,radio
4.      Bakti sosial

 





3.    Implikasi manajerial :
Menurut (nimran 1999) ada bermacam-macam paradigma atau cara pandang yang dapat dipakai untuk membedakan berbagai bentuk komunikasi, implikasi manajerial ini sendiri termasuk bentuk komunikasi.
Bentuk komunikasi dari aspek manajerial ada :
a. Komunikasi interpersonal, yakni komunikasi antara dua orang atau lebih.
b. Komunikasi organisasi, yakni semua pola, jaringan, dan sistem komunikasi dalam suatu organisasi.
Atau bisa gagasan lainnya
Implikasi Manajerial
Untuk meningkatkan efektifitas organisasi dalam meraih sasaran-asarannya yang dipandu oleh para manajer dalam berbagai tingkatan, maka peranan komunikasi menjadi sangat penting dan startegis.
Melalui komunikasi eksistensi serta perkembangan organisasi akan menjadi kenyataan.

DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Komang ; Mujiati, Ni Wayan; Ayu Sriathi, Anak Agung, 2009, Edisi kedua – Prilaku Organisasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Arifin,Anwar. 1994. Strategi Komunikasi. Bandung : Amico

Efendy ,uchjana onong. 2003.ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung : Rosda Karya

Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1991 Organisasi,Perilaku, Struktur dan Proses, Jilid II
edisi kelima, University Of Kentucky dan University of Houston (penerjemah: Savitri Soekrisno & Agus Dharma) Jakarta: Erlangga

Hasan, I., 2002, Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Jakarta: Ghalia
Indonesia.

KHOMSAHRIAL ROMLI. M.SI. , 2011 ,Komunikasi Organisasi Lengkap , Grasindo:Jakarta
Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran

Salusu, J., 1996, Pengambilan Keputusan Stratejik, Untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Nonprofit, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Siagian, S.P., 1993, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Jakarta: CV Haji
Masagung.

Wiryanto,Dr. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
.