Rabu, 30 November 2011

PENDUDUK,MASYARAKAT,DAN KEBUDAYAAN


Sebelum kita mengulas kebudayan Yogyakarta kita harus mengetahui apasi kebudayan itu?apakah ada hubungannya kebudayaan dengan lingkungan hidup atau masyarakat?

Kebudayaan adalah semua hasil dari  karya, rasa dan cipta masyarakat. hubungan antara masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal,kebudayan akan lahir,tumbuh serta berkembang di dalam masyarakat begitu juga sebaliknya apabila tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan.


Kebudayaan di Indonesia beraneka ragam,kebudayaan Indonesia bias di artikan sebagai ciri khas suatu daerah,walaupun Indonesia memiliki kebudayaan yang beranekaragam namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti tionghoa,india dan arab.

budaya Yogyakarta Kebudayaan DIY Daerah Istimewa Yogyakarta - Propinsi Yogyakarta sering di sebut sebagai kota budaya. Daerah ini memang sangat terkenal memiliki kekayaan budaya yang beragam.

Dalam hal kebudayaan propinsi Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya seolah tak terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, Tradisi selalu di pertahankan oleh kebanyakan masyarakat Yogyakarta. Bahkan setiap tahapan kehidupan mempunyai arti tersendiri. Nilai-nilai tradisional selalu mewarnai upacara-upacara adat budaya Yogya,bagi masyarakatnya propinsi Yogyakarta, seni dan budaya sudah menjadi satu bagian yang seolah tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

BAHASA
alat berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa. Bahasa Jawa memuat begitu banyak kearifan yang telah diciptakan dan dipraktekkan oleh komunitas Jawa dalam sepanjang sejarahnya. Sebagai sarana komunikasi, Bahasa Jawa menunjukkan dan sekaligus mengatur hubungan antarmanusia, baik strata usia, strata sosial, hubungan kekerabatan, maupun konteks komunikasinya. Itulah mengapa, dalam Bahasa Jawa dikenal tingkatan-tingkatan berbahasa dalam berkomunikasi


KEMASYARAKATANNYA

Satu sama lain harus tolong-menolong, bantu-membantu, sehingga setiap permasalahan yang timbul dapat dihadapi dan diselesaikan secara lebih ringan dan memadai.sopan santun juga menjadi faktor utama dalam kemasyarakatan ini,dan prinsip hormat kepada orang yang lebih tua seperti kepada orangtua juga sangat di anjurkan,tidak boleh berkata kasar,membentak dsb.

SENI

Daerah Yogyakarta mempunyai banyak sekali apek kesenian di antaranya :
1.batik : merupakan salah satu cara pembuatan pakaian,batik mengacu pada dua hal : pewarnaan dan kain atau busana yang di buat.
jenis batik beragam2 :
2.wayang: sejak jaman prasejarah,masyarakat indonesia memeluk kepercayaan berupa memuja roh nenek moyang yang di sebut “dahyang”

UPACARA
1.upacara ngebor-ngebori:selametan yang di lakukan pada saat kehamilan berumur satu bulan.
2.upacara ngilmani : upacara yang di lakukan pada saat bayi berusia 5 bulan
3.upacara mitoni : upacara pada saat bayi berumur 7 bulan di dalam kandungan,menurut kepercayaan penduduk gadingharjo,bayi berumur tujuh bulan itu sudah menjadi bayi yang sudah siap lahir ke dunia

Nilai positif dari kebudayaan ini adalah semangat kebudayaan Yogyakarta yang tak pernah padam,.
masyarakat Yogyakarta selalu berusaha keras bersatu-padu dan bahu-membahu mengerahkan segenap sumber daya baik yang aktual maupun yang masih potensial dari semua pihak, baik tua maupun muda, baik lelaki maupun perempuan, baik atasan maupun bawahan, sehingga seluruh sumber daya itu dapat terkonsentrasi untuk didayagunakan meraih cita-cita dan hasil yang didambakan. Masyarakat Yogyakarata senantiasa percaya diri dalam bertindak (sengguh), tidak akan mundur setapak pun (konsisten) dan siap menanggung segala risiko apa pun (konsekuen) yang harus dihadapi (ora mingkuh) dengan penuh rasa tanggung jawab

SUMBERNYA:  

http://primantoro.web.id/?p=105

PEMUDA DAN SOSIALISASI


Pemuda merupakan ujung tombak Indonesia
Berbagai definisi berkibar akan makna kata pemuda. Baik ditinjau dari fisik maupun phisikis akan siapa yang pantas disebut pemuda serta pertanyaan apakah pemuda itu identik dengan semangat atau usia. Terlebih kaitannya dengan makna hari Sumpah Pemuda.

Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapat dalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat

Apa Tujuan Sosialisasi ?

A. Tujuan Umum
1.)Mengupayakan masyarakat luas memahami dan mampu menginternalisasikan ‘makna’ dari konsep, tujuan, maksud dan metodologi P2KP
2.)Masyarakat luas mengetahui dan memahami perkembangan pelaksanaan proyek P2KP sebagai bagian dari pertanggungjawaban publik.
3.)Menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang terdapat dalam siklus proyek dan kegiatan-kegiatan spesifik proyek.

B. Tujuan Khusus
1.)Terdapatnya komitmen dan kerjasama antara konsultan P2KP dengan pemerintah kabupaten/Kota untuk merencanakan, melaksanakan dan memonitor-mensupervisi secara bersama-sama kegiatan P2KP
2.)Dapat merangsang minat Kelompok Strategis dan Kelompok Peduli untuk melakukan tindakan baik dalam kerjasama maupun mem-bangun pengawasan berbasis masyarakat.

3.)Menyebar luaskan hasil-hasil dan perkembangan proyek kepada masyarakat luas.
4.)Bersama dengan bidang pelatihan, menyiapkan materi-materi bagi kepentingan masyarakat kelurahan untuk tujuan belajar mandiri
5.)Membangun KBP (Kelompok Belajar Perko-taan) dan KBK (Kelompok Belajar Kelurahan) sebagai wujud nyata dari tumbuhnya kegiatan belajar mandiri masyarakat.


Contoh salah satu komunitas adalah “komunitas historia Indonesia
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA
[Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya Indonesia]

A. Latar Sejarah Berdirinya Komunitas Historia Indonesia

Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya Indonesia (KPSBI-Historia) atau lebih akrab dikenal dengan sebutan Komunitas Historia, pada awalnya didirikan karena keprihatinan beberapa mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) –dahulu IKIP Jakarta dan mahasiswa jurusan sejarah Universitas Indonesia (UI) terhadap kondisi masyarakat yang enggan mempelajari sejarah dan budaya bangsa.
Kesepakatan dibentuknya Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya Indonesia atau disingkat KPSBI-HISTORIA dengan Asep Kambali sebagai ketua di hasilkan pada forum rapat di UNJ Rawamangun pada 22 Maret 2003.Belakangan di bawah pimpinannya, KPSBI-HISTORIA namanya lebih dikenal orang dengan sebutan Komunitas Historia Indonesia.


Program-Program Komunitas Historia

1. Jakarta Trail
Salah satu program Komunitas Historia yang memadukan unsur rekreatif, edukatif dan menghibur yang kini digemari masyarakat adalah JakartaTrail. Program ini dimulai sejak awal tahun 2005 sampai sekarang. Kegiatan JakartaTrail sebelumnya bernama Wisata Kampung Tua –Museum Sejarah Jakarta yang digelar sejak tahun 2002 hingga 2005 yang dikelola bersama Komunitas Historia.
Jakarta Trail merupakan kegiatan jalan-jalan santai di siang atau sore hari untuk menelusuri jejak warisan sejarah dan budaya yang terdapat di Kota Tua Jakarta dan sekitarnya, atau tempat-tempat yang dinilai memiliki warisan sejarah dan budaya di Jakarta. Di kawasan ini terdapat banyak sekali situs bersejarah dan berbagai macam bangunan tua dari masa kolonial Belanda. Melalui kegiatan ini, diharapkan sejarah dan budaya Jakarta akan terkuak dan pesona serta potensi sejarah dan budaya sebagai asset pembelajaran dan pariwisata sejarah semakin dapat diwujudkan. Sehingga selain bernilai edukatif, juga mempunyai manfaat ekonomis.
kegiatan JakartaTrail yang telah diselenggarakan oleh Komunitas Historia adalah JakartaTrails to Oud Batavia yang digelar pada akhir tahun 2006 lalu. Proses kegiatan biasanya dimulai dengan penentuan objek dan konsep kegiatan di dalam rapat kecil pengurus. Di mana Asep sebagai ketua mengarahkan jalannya rapat. Hal ini karena Asep lebih dipercaya memahami seluk beluk sejarah Kota Tua Jakarta dan mengetahui strategi bagaimana pendidikan sejarah Kota Tua Jakarta itu di sampaikan kepada masyarakat.
2. Wisata Malam Kota Tua Jakarta
Kegiatan lain yang tak kalah menarik adalah Wisata Malam Kota Tua Jakarta, yaitu sebuah upaya penelusuran bangunan cagar budaya di Kota Tua Jakarta yang dilakukan pada malam hari. Kegiatan ini pada dasarnya ingin memberikan pengalaman berbeda dari Jakarta Trail yang diselengarakan pada siang hingga sore hari. Suasana malam memang terasa berbeda ketimbang siang hari. Selain malam relatif lebih teduh, bangunan-bangunan tua peninggalan kolonial itu jika dipandang malam hari terasa lebih eksotis dan menarik bagi mereka yang hobi footograpi .
3. Wisata Bahari: Historical Island Adventure
Wisata Bahari sebenarnya program penjelajahan laut menguak jejak Kolonial di Teluk Jakarta. Karena Teluk Jakarta adalah gerbang awal masuknya para penjelajah dunia ke Sunda Kalapa. Selain menelusuri pulau-pulau bersejarah di kawasan Kepulauan Seribu, kegatan ini diharapakan dapat mengembangkan kecintaan terhadap bahari dan situs bersejarah di Kepulauan Seribu.
Acara bertajuk Historical Island Adventure ini dilakukan selama dua hari satu malam, di dalamnya ada beberapa kegiatan seperti penelusuran bukti-bukti sejarah Kolonial di siang hari ke pulau Kelor, pulau Bidadari, dan Pulau Cipir. Sementara di pulau Onrust dilakukan night tour untuk menambah serunya acara
4. Diskusi, Bedah Buku, Talkshow dan Seminar
Kegiatan ini merupakan ajang serius dan ilmiah bagi pengurus anggota Komunitas Historia. Kegiatan Bedah Buku, dan sejenisnya biasanya memadukan unsur diskusi ilmiah, jalan-jalan, hiburan dan makan-makan
Kegiatan ini menghadirkan para pembicara seperti JJ. Rizal (sejarawan UI), Suma Mihardja (Pakar Sejarah Tionghoa dari Majelis Tinggi Agama Tionghoa Indonesia), Asep Kambali (Komunitas Historia) dan Bapak Abdus Syukur (Kepala Unit Filateli Provinsi Jawa Barat). Dihadiri sekitar 60-an peserta dan diliput oleh Koran Era Baru dan TV Timur Tengah.
5. Bakti Sosial
Komunitas Historia juga memiliki program sosial yang dinamakan JakartaTrail: Social Ramadhan yang dipersembahkan khusus untuk anak jalanan di DKI Jakarta. Kegiatan ini didukung oleh GE Indonesia, Musuem Sejarah Jakarta, Komunitas Jayuzzz dan Pemda DKI. Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 100-an anak jalanan dari berbagai daerah di Jakarta itu mendapat sambutan meriah dari peserta dan masyarakat. Peserta diajak berkeliling ke kampung tua samping Kota Batavia yang dikenal dengan Kampung Arab. Peserta berkeliling menyusuri mesjid-mesjid peninggalan orang Arab yang dibangun sejak jaman baheula (zaman Kolonial).
Beberapa tahun terakhir, selama kurun waktu empat tahun, anggota Komunitas Historia terus bertambah. Tercatat jumlah anggota per Juni 2008 berjumlah hampir 2055-an anggota. Dalam setiap aktivitasnya Komunitas Historia selalu merangkul berbagai pihak yang memiliki kepedulian dan penghargaan yang sama terhadap sejarah dan budaya bangsa.pihak yang peduli adalah :
3.       Bank Mandiri Tbk, PT . dan sebagainya


sumbernya :

http://east-crew-daru.blogspot.com/2011/10/definisi-pemuda.html
http://albudnusa.wordpress.com/komunitas/komunitas-historia-indonesia/









Selasa, 29 November 2011

INDIVIDU,KELUARGA DAN MASYARAKAT


Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.  Status-status dan peranan-peranan yang berubah dengan tetap.
Salah satu Ciri-ciri keluarga adalah dapat menarik benang merah bentuk keidealan sebuah keluarga karena ciri-ciri tersebut dan di lihat di jenis keluarga apapun.
Keidealan suatu keluarga yang menjadi patokan dalam masyarakat adalah keluarga yang berformasi besar

Ciri-ciri Umum :
Menurut MacIver and Page (Khairuddin, 1997 :Keluarga merupakan hubungan perkawinan,Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan  
yang berkenaandengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara,Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan.

Ciri-ciri Khusus :
Dari seluruh organisasi, kecil maupun besar yang terdapat di dalammasyarakat, tidak ada yang lebih penting dari keluarga dalam intensitaspengertian sosiologisnya. Hal ini berpengaruh terhadap keseluruhan kehidupanmasyarakat dalam hal-hal yang tak terhingga jumlahnya, dan perubahan-perubahannya, juga seperti yang nyata kita lihat terdapat di seluruh struktur sosial.Hal ini merupakan kemampuan variasi yang tidak habis-habisnya dan juga memperlihatkan kesinambungan yang luar biasa dan keuletannya dalam melaluiperubahan demi perubahan

Menurut (Khairuddin, 1997 : 8-10) ialah
1.kebersamaan : Keluarga merupakan bentuk yang hampir paling universal diantarabentukbentuk organisasi lainnya. 
2. Dasar-dasar emotional : Hal ini didasarkan pada suatu  kompleks dorongan-dorongan yang sangat mendalami dari sifat organis kita perkawinan menjadi ayah kesetiaan material dan perhatian orang tua 
3.pengaruh perkembangan : hal ini merupakan lingkungan kemasyarakatan yang paling awal dari semua bentuk kehidupan yang lebih tinggi 
4.ukuran yang terbatas: keluarga merupakan kelompok yang terbatas ukurannya yang dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak dapat lebih tanpa kehilangan identitasnya,oleh sebab itu keluarga merupakan skala paling kecil dari semua organisasi formal yang merupakan struktur social.
5.posisi inti dalam struktur social: keluarga merupakan inti ari organisasi social lainnya6.tanggung jawab para anggota : keluarga memiliki tuntutan-tuntutan yang lebih besar dan kontinyu dari pada yang biasa di lakukan asosiasi-asosiasi lainnya
Dengan memahami ciri-ciri keluarga di atas maka kita dapatmenyimpulkan bahwa bentuk keluarga ideal pada awalnya hanya terpusat padabagaimana keluarga itu tercipta dan bagaimana kehidupan sosiologi dalam sebuah keluarga itu sendiri setelah keluarga itu tumbuh dan berkembang, bukan terpusatpada formasi atau jumlah anggota keluarganya.




Sebagai unit pergaulan hidup terkecil dari masyarakat, keluarga mempunyai peranan-peranan tertentu. Peranan-peranan itu adalah sebagai berikut :
1.Keluarga berperanan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadianggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadahtersebut.  
2. Keluarga merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materiil memenuhikebutuhan anggota-anggotanya 
3. Keluarga menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup.Keluarga merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasiawal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhikaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat (Soekanto,2004 : 23).
Sesungguhnya, janganlah kita mengartikan bahwa keluarga inti merupakankeluarga yang jumlahnya kecil atau sedikit, sedangkan keluarga besar atau luaskeluarga yang jumlahnya banyak. Hal ini bukanlah dipandang dari segilahiriahnya, tetapi lebih mempunyai orientasi kepada dekat atau eratnyahubungan. Seperti yang disebutkan oleh Mayor Polak (Khairuddin, 1997 : 18)

Salah satu peranan intitus keluarga adalah ibu,bapak perlu memberikan didikan agama,moral kepada anak mereka,bapa ibu juga bertanggung jawab untuk mengawasi anak-anaknya yang berada di sekolah ataupun di rumah.tidak perludi sangkal lagi bahwa ibu bapak menjadi contoh dan teladan yang baik bagi anak-anaknya.
Di dalam keluargalah kali pertama anak-anak mendapatpengalaman dini langsung yang akan digunakan sebagai bekal hidupnya dikemudian harimelalui latihan fisik, sosial, mental, emosional dan spritual. Karena anak ketika baru lahirtidak memiliki tata cara dan kebiasaan (budaya) yang begitu saja terjadi sendiri secara turuntemurun dari satu generasi ke generasi lain, oleh karena itu harus dikondisikan ke dalam suatuhubungan kebergantungan antara anak dengan agen lain (orang tua dan anggota keluarga lain)dan lingkungan yang mendukungnya baik dalam keluarga atau lingkungan yang lebih luas(masyarakat),Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikan sebagai tempat atau lembaga pengasuhan yang paling dapat memberi kasih saying.

Sosialisasi dalam Konsep Keluarga
sosialisasi sebagai suatu konsep telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Broom (1981) dalam Rohidi (1984) mengungkapkan pemikiran sosialisasi dari dua titik pandang yaitu masyarakat dan individual.12 Sosialisasi menurut sudut pandang masyarakat adalah proses penyelarasan individu-individu baru anggota masyarakat ke dalam pandangan hidup yang terorganisasi dan mengajarkan mereka tradisi-tradisi budaya masyarakatnya. Dengan kata lain sosialisasi adalah tindakan mengubah kondisi manusia dari human-animal menjadi human-being untuk menjadi mahluk sosial dan anggota masyarakat sesuai dengan kebudayaannya

Proses Sosialisasi

Proses sosialisai yang dilakukan individu dilakukan melalui tiga cara (Soerjono, 1982):13
1) Pelaziman (Conditioning)
Suatu perlakuan terhadap individu tertentu dengan mekanisme pemberian hukuman (punishment) dan imbalan (reward).
2) Imitasi/identifikasi (imitation/identification)
Suatu proses belajar dengan melihat suatu model atau tokoh yang dapat diidolakan secara sadar.
3) Internalisasi (internalization/learning to cope)
Suatu cara bagaimana individu menguasai dan menyadari hal-hal yang bermakna bagi dirinya tanpa suatu paksaan atau ancaman dari luar.


http://www.niekpratama.com/tag/ciri-keluarga-ideal